Selasa, 17 Juli 2012

Belajar dari Orang Jepang

Belajar dari Orang Jepang

Ini draft yang udah lamaaaa banget saya simpen sejak hampir satu tahun yang lalu.. Akhirnya saya post juga… for some reasons :p Well, kali ini saya mau menuliskan pengalaman yang bener2 baru saya alami. Mungkin ini berguna buat yang membacanya, so have a nice read!
Saya pribadi udah seriiiing banget denger or baca tentang karakter orang Jepang yang pekerjakeras, workaholic, bertanggung jawab dan lain-lain sebagainya yg bener2 baik untuk ditiru, tapi baru kali ini saya bener2 merasakannya. Bukan di Jepang tapi di Indonesia.
Awalnya, saya bertemu dengan senior saya dari organisasi yang sama (IAAS) di sebuah mall dan ia saat itu sedang membutuhkan bantuan seseorang yang sudah tidak ada kuliah untuk membantunya dalam sebuah kegiatan lingkungan yang diadakan oleh komunitasnya. Sebut saja komunitas tsb Green Earth. Karena memang saya sudah tidak ada kepentingan akademis lagi selain menulis skripsi (saat itu), maka saya pun mengiyakan bahwa saya Insya Allah bisa membantu. So, teman senior saya tsb menghubungi saya dan meminta saya untuk ikut kegiatan ini selama 10 hari. Awalnya saya kaget (karena saya kira hanya 2-5 hari saja) namun akhirnya saya tetap bergabung.
Kegiatan ini diadakan di desa Cisalopa, deket lido, Sukabumi. Ada  8 orang mahasiswa Jepang yang tergabung dalam komunitas Very50 dan seorang mendamping yang juga tergabung dalam kegiatan ini. Tujuan mereka dalam kegiatan ini adalah memecahkan persoalan yang sedang dialami Green Earth. Jujur, green earth adalah sebuah komunitas yang fokus pada permasalahan lingkungan dengan cara memproduksi produk daur ulang dari sampah plastik. Produk ini dikerjakan oleh 15 orang ibu-ibu yang dibina Green Earth. Masalahnya, saat ini anggota Green Earth hanya tersisa satu orang, yakni sang leader. Ia mengalami kesulitan dalam memasarkan produk ini. Sementara very50 adalah sekumpulan anak muda yang berkeinginan untuk belajar dan berusaha memecahkan persoalan real yang ada. Maka jadilah Green Earth mengundang very50 untuk membantunya memasarkan produk ini.
Well, itu hanyalah kisah singkat mengenai hubungan antara very50 dan Green Earth.
Dalam hal ini, saya adalah salah satu orang yang membantu memfasilitasi antara para mahasiswa Jepang dengan green earth. Jujur, orang2 yang ada dalam kegiatan ini belum pernah saya kenal sebelumnya. Pertama, saya mengenal Data Putra (FKH 42) yang mengantar saya ke tempat pemilik Green Earth (mbak Nina). Kami berkenalan di IPB baranangsiang. Saat itu ia bersama dengan Kohei, salah satu mahasiswa Jepang. Meskipun saya satu universitas dengan Data, ternyata kami belum pernah bertemu sebelumnya.  Lanjut, kami pun menunggu Iceu, salah satu mahasiswa UI (Sastra Belanda) yang juga akan membantu program ini. Ternyata oh ternyata, dunia begitu sempit. Teh Nina ternyata adalah sahabat mantan teman sekamar saya sejak 2 tahun lalu (baca: Yolanda Sylvia).. hahaha… Finally, kami bertiga pergi ke rumah teh nina naik angkot dan disana kami bertemu dengan 8 orang Jepang lainnya.
Ternyata, masih ada satu orang lagi yang akan membantu yakni tehVallent, sahabat setia teh Nina yang sangat mencintai makanan. So, jadilah petualangan baru saya pun dimulai. di hari2 terakhir, ada juga Indri Guli, temennya teh Nina (yang ternyata temen SMAnya Ferly Julianto, temen maen saya waktu tingkat 1 kuliah and Indri guli juga temennya Yayang, anak IAAS UNDIP yang digosipin sama saya. LOL). what a small tini world!! ada juga Darwin, sumpah ni orang kacau abis!! gak ada yang ngalahin kegaringannya deh, suer!! hahaha
Ups, jadi lupa! Satu lagi Andreas Nathius, mahasiswa FE UI yang akhirnya tergabung dalam kegiatan ini benar2 karena ketidaksengajaan (ia tidak masuk ke dalam daftar orang yang akan membantu teh Nina). Kisah Andes (begitu ia disapa) hingga dapat mengikuti program ini benar2 seperti kisah drama Korea lhoo..
Jadi, Andes adalah mahasiswa Indonesia yang baru saja selesai Exchange Program di Hiroshima, Jepang. Ketika dia transit di Kuala Lumpur, he was fall in love w/ a Japanese girl who was sitting in front of him. Mau nanya yah sok2 malu2 gitu, tapi dia berdoa semoga cewek Jepang itu duduk di sampingnya saat di pesawat. Kebeneran deh, ternyata cewek itu (namanya Noda) duduk di sampingnya di pesawat. Singkatnya mereka ngobrol2 dan Noda ngajak Andes ikut kegiatan ini.. Well, I think all of the situation in this event is being controlled by the Almighty, deshou?? J
Hari pertama, bener2 masih adaptasi n perkenalan sama semuanya. Let me introduce you one by one, ne?
Grup mereka terdiri dari 6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Ada Megumi, Noda, Susumu, Kohei, Nozomu, Umeda, Ryosuke, dan satu orang pendamping yang namanya Ryosuke juga.
Ini pertama kalinya saya bekerjasama dengan orang Jepang sebanyak ini. Hari pertama kerja bareng sama mereka, saya shock berat! Why not?? Ya iyalah.. biasanya kalo saya ikutan National Congress juga semuanya udah terjadwal so selarut2 apapun kita diskusi pasti bakalan ada istirahatnya kan?? Naahh.. yang ini enggak, man! Sampe jam 3 pagi kagak kelar2 juga, he.. I was really2 shock at the time!
Karena diskusi nggak kelar-kelar akhirnya saya pun tinggal tidur, hehehe… itulah salah satu bedanya orang Indonesia dan orang Jepang. Ringkasnya akan saya tulis sebagai berikut!
1. Orang Indonesia suka banget kerja sambil nyambi sesuatu (misalnya nyambi facebookan, twitteran or something) sementara orang Jepang nggak. Kalo mereka kerja, pasti bener2 serius dilakukan sampe kerjaannya selesai. Bagusnya yah mereka bener2 fokus dalam melakukan pekerjaan. Jeleknya, mereka kalo kerja bener2 nggak kenal waktu! Gilee.. kalo yang ini jangan dicontoh yah, soalnya kan kita kudu sholat, berdoa dan melakukan hal2 lain yang juga sama pentingnya.. hehehe…
2. Orang Indonesia lebih suka berpikir simple (berpikir sambil jalan) sementara orang Jepang bener2 merencanakan sesuatu dengan detaiiiiilll dulu baru mereka bertindak. Bagusnya, perencanaan mereka benar2 matang jadi nggak berantakan ketika di jalan. Jeleknya, mereka terlalu banyak menggunakan waktu untuk berpikir. Yang musti kita ambil adalah, perencanaan harus matang namun menggunakan waktu yang tidak terlalu banyak.
3. Orang Indonesia kadang terkesan lebih terburu-buru, pengennya mau cepet selesai, sementara orang Jepang tidak. Mereka sangat the best dalam hal perencanaan, slow but sure! Itu motto mereka.
4. Orang Jepang itu memperhatikan detail tampilan banget (terbukti dari fashion2nya sih). Well, kalo berdasarkan waktu saya kerja bareng mereka, riset yang dilakukan cukup detail karena hal2 yg ditanyain is something that unpredictable and we never think about before lah.. Bagusnya ya mereka perfectionist..
5. Nggak asing lagi kalo kita denger orang Jepang pantang menyerah dan yep! They are right. Saking pantang menyerahnya tuh ya, mereka bahkan masih mau ngelanjutin jualan produk di Jepang (karena waktu homestay dah abis).. ckckckck… kalo kita amah, as long as waktunya udah abis yah stop aja ya.. bagusnya, Yep, Fight till the end of Time!!!
6. Orang Jepang mudah tertarik hal2 baru dan mau banyak belajar dari orang lain. Fyi, direktur program ini Ryo, bilang dia kagum sama saya (padahal saya bukan sapa2 hahaha) makanya dia manggil saya “Master”.. padahal ya kalo kata saya, pengalamannya dia lebih banyak dari saya hehehe..
Untuk sementara sekian dulu yah, semoga bisa diambil yang baiknya dan dibuang yang buruknya..
Anatatachi ni atta koto Hontou ni Yokatta^^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar